Penelitian Situs Gua Gede, Nusa Penida, Bali

Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, manusia prasejarah memanfaatkan gua alam serta ceruk sebagai tempat tinggal sementara, antara lain untuk melindungi diri dari serangan binatang maupun pengaruh iklim seperti hujan, angin, dan panas. Pemilihan gua sebagai tempat tinggal tentunya dengan mempertimbangkan beberapa hal, antara lain dekat dengan sumber daya alam yang dapat menunjang kelangsungan hidup, seperti ketersediaan sumber air, sumber makanan (flora dan fauna), dan ketersediaan bahan baku untuk pembuatan alat.
Manusia prasejarah yang tinggal di gua mencari sumber makanan di sekitar lingkungan gua tersebut. Teknik pencarian pangan pada masa berburu dan meramu dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan berburu (hunting), mengumpulkan (collecting), memungut (foraging), dan meramu (gathering).
Bukti-bukti yang menunjukkan bekas penghunian gua atau ceruk oleh manusia prasejarah yang ditemukan di Indonesia, antara lain terdapat di Leang Burung (Sulawesi Selatan), Liang Bua (Flores), Song Keplek (Jawa Timur), dan Gua Gede (Bali). Situs Gua gede merupakan salah satu situs prasejarah yang terletak di Pulau Nusa Penida, Bali. Situs Gua Gede termasuk ke dalam kawasan hunian gua-gua dan ceruk di kawasan Asia Tenggara. Secara administratif, Situs Gua Gede termasuk ke dalam wilayah Dusun Ambengan, Desa Pejukutan yang terletak di sebelah tenggara Pulau Nusa Penida.
Nusa Penida merupakan sebuah pulau yang terletak di sebelah tenggara Pulau Bali. Secara administratif, Kecamatan Nusa Penida merupakan bagian dari Kabupaten Klungkung. Secara geomorfologis, Pulau Nusa Penida terdiri dari daerah perbukitan yang terbentuk dari batuan karst sehingga memiliki lapisan humus yang tipis, antara 10-20 cm. Sungai-sungai yang berada di Pulau Nusa Penida merupakan sungai tadah hujan yang tidak selalu mengalirkan air. Oleh karena itu, Pulau Nusa Penida memiliki kondisi alam yang kering. 
  
(Peta Lokasi Situs Gua Gede)

(Situasi Mulut Gua Gede)

Gua Gede merupakan situs yang baru disurvei pada tahun 2000 oleh Balai Arkeologi Denpasar. Ekskavasi di Situs Gua Gede dilaksanakan pertama kali pada tahun 2001 dan dilakukan secara bertahap hingga pada tahun 2015 telah mencapai tahap kesebelas. Data arkeologi yang ditemukan di Situs Gua Gede, Nusa Penida di antaranya adalah alat batu masif dan serpih, beliung persegi, bola batu, alat tulang, batu pipisan, gerabah, dan ekofak berupa sisa fauna darat dan air, serta fitur berupa sisa perapian. Pada Situs Gua Gede, terdapat juga temuan menarik berupa alat yang terbuat dari tulang binatang yang disebut dengan muduk point, yaitu alat tulang yang memiliki lancipan di kedua ujungnya atau memiliki lancipan ganda. Muduk point merupakan nama dari lancipan ganda yang dibuat oleh suku Aborigin di Australia. Mereka menggunakan muduk point sebagai alat pancing, alat untuk menjahit, atau untuk melubangi cuping hidung.

(Temuan Alat Batu dan Muduk Point dari Situs Gua Gede)

Berdasarkan data arkeologi tersebut, masa penghunian di Situs Gua Gede berlangsung dari masa Paleolitik, mesolitik, hingga ke masa neolitik. Masa paleolitik ditandai dengan adanya alat batu masif, masa mesolitik ditandai dengan adanya alat batu serpih dan alat tulang. Adapun, masa neolitik ditandai dengan munculnya inovasi gerabah dan beliung persegi. Kendati demikian, hingga sejauh ini belum ditemukan rangka manusia penghuni Gua Gede Nusa Penida. Meskipun belum ditemukan rangka manusianya, penelitian arkeologi di Situs Gua Gede telah mencoba memperkirakan cara hidup manusia penghuni Situs Gua Gede, khususnya terkait strategi adaptasi.
Sebagai bentuk adaptasi, manusia prasejarah memanfaatkan sumber daya alam untuk keberlangsungan hidupnya dan membuat peralatan serta cara-cara untuk mempermudah kegiatan tersebut. Peralatan dan cara-cara tersebut merupakan bentuk dari teknologi. Manusia prasejarah membuat alat yang berbahan baku dari batu, kayu, tulang, atau kerang untuk mempermudah mencari makanan.
Sebagai tempat hunian, Situs Gua Gede memiliki peran yang sangat penting dalam mengungkap pola kehidupan manusia masa lampau dan strategi dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya, terutama yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan makanan dengan ditemukannya deposit limbah sisa makanan dan peralatan yang dipakainya.
Sisa makanan tersebut dapat mengungkap pola tingkah laku dan strategi pemerolehannya. Sebagai contoh, tulang binatang mamalia besar mengindikasikan suatu pola perburuan, sedangkan sisa makanan berupa cangkang kerang mengindikasikan pemerolehan makanan dengan cara memungut (foraging).
Suatu komunitas yang mengandalkan kebutuhan pangannya pada perburuan membutuhkan strategi berburu dan kerja sama tim yang baik untuk mendapatkan hasil  buruan yang diinginkan. Berdasarkan sisa fauna yang ditemukan di Situs Gua Gede, terdapat tulang babi hutan (suidae) dan monyet (macaca sp) yang berdasarkan kuantitasnya merupakan hasil buruan utama. Tulang kelelawar sebagai hasil perolehan dari perburuan juga ditemukan, tetapi proses pencariannya lebih mudah karena bisa dilakukan seorang diri. Selain tulang babi hutan dan monyet, beberapa sisa tulang hewan bertulang belakang (vertebrata) yang ditemukan di Situs Gua Gede antara lain adalah dari Kelas Reptilia, yaitu dari Ordo Ophidian (ular) dan dari Famili Varanidae (biawak), serta dari Kelas mamalia, yaitu dari Famili Viveridae (musang-musangan).

(Sisa Fauna berupa Tulang Monyet (macaca sp) dari Situs Gua Gede)

Usaha untuk menentukan masa penghunian Situs Gua Gede oleh manusia prasejarah sudah pernah dilakukan. Salah satu lapisan hasil ekskavasi di Situs Gua Gede menghasilkan pertanggalan dengan tarikh 3.800 ± 25 BP (before present). Kendati demikian, pertanggalan ini tidak bisa langsung dapat dijadikan patokan masa penghunian Gua Gede karena masih belum sepenuhnya dapat diandalkan. Alasannya, pertanggalan ini diambil dari sampel arang (charcoal) yang berada di lapisan yang sama dengan temuan beliung persegi. Penentuan pertanggalan ini tidak langsung dilakukan pada artefak atau rangka sebagai sampel utamanya.
Saat ini, penentuan pertanggalan di Situs Gua Gede dilakukan kembali dengan menggunakan sampel yang diambil dari sisa tulang babi. Penafsiran awal memperkirakan bahwa terdapat kemungkinan masa penghunian oleh manusia prasejarah di Situs Gua Gede lebih tua dari 3.800 tahun yang lalu. Namun, penelitian untuk menentukan pertanggalannya secara pasti masih dilakukan hingga saat ini.
Situs Gua Gede merupakan salah satu situs yang penting untuk dijadikan sumber rekonstruksi masa lalu manusia. Kondisi lokasi yang tertutup oleh langit-langit gua membuat data arkeologi yang terdeposit di dalamnya menjadi lebih terlindungi dari proses transformasi, baik yang berasal dari alam maupun manusia. Selain itu, lapisan budaya yang terbentuk juga lebih mudah untuk diamati karena pembentukan lapisan budaya yang cenderung lebih lambat dan tidak terganggu yang disebabkan oleh lingkungannya yang tertutup. 

2 komentar:

  1. Assalamu Alaikum wr-wb, perkenalkan nama saya ibu Sri Rahayu asal Surakarta, saya ingin mempublikasikan KISAH KESUKSESAN saya menjadi seorang PNS. saya ingin berbagi kesuksesan keseluruh pegawai honorer di instansi pemerintahan manapun, saya mengabdikan diri sebagai guru disebuah desa terpencil di daerah surakarta, dan disini daerah tempat mengajar hanya dialiri listrik tenaga surya, saya melakukan ini demi kepentingan anak murid saya yang ingin menggapai cita-cita, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 70 jt namun hailnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah, pada suatu hari sekolah tempat saya mengajar mendapat tamu istimewa dari salah seorang pejabat tinggi dari kantor BKN pusat Jl. Letjen Sutoyo No. 12 Jakarta Timur karena saya sendiri mendapat penghargaan pengawai honorer teladan, disinilah awal perkenalan saya dengan beliau, dan secara kebetulan beliau menitipkan nomor hp pribadinya 0853-1144-2258 atas nama Drs Muh Tauhid SH.MSI beliaulah yang selama ini membantu perjalanan karir saya menjadi PEGAWAI NEGERI SIPIL, alhamdulillah berkat bantuan bapak Drs Muh Tauhid SH.MSI SK saya dan 2 teman saya tahun ini sudah keluar, bagi anda yang ingin seperti saya silahkan hubungi bapak Drs Muh Tauhid SH.MSI, siapa tau beliau bisa membantu anda

    BalasHapus